Publishare.id – Cara Kota Bandung dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) menarik perhatian Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Gorontalo Utara yang khusus membahas Ranperda BMD.
Ketua Pansus BMD Ariaty Polapa mengaku, dari hasil studi komparasi yang dilakukan di kedua daerah tersebut, pihaknya sangat tertarik dengan apa yang menjadi cara dalam meraup PAD.
“Kalau di Bandung itu, poinnya, kita ketahui bahwa Bandung itu terdepan dalam tata kelola keuangan daerah, termasuk Barang Milik Daerah (BMD),” kata Ariaty Polapa, Senin (10/6/2024).
Politisi PDIP itu mengaku, yang paling membuat pihaknya tertarik, karena di Bandung ada loket-loket sebagai pintu masuk PAD.
“Jadi, seperti loket-loket untuk peminjaman tanah yang sertifikatnya atas nama daerah, itu ada, dan itu mejadi contoh,” ungkap Ariyati.
Bagi yang berkepentingan lanjut Ariaty, bisa langsung ke loket yang menjadi kebutuhan. Mulai dari pertanian dan loket lainnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
“Ini bisa kita terapkan di sini (Gorontalo Utara) dan kita masukan dalam menu ranperda ini,” pinta Ariyati.
Selanjutnya saat studi komparasi di Kabupaten Bolmut, satu kalimat yang mereka terima dari pihak instansi teknis terkait di sana, bahwasanya setiap aset tidak kemudian hanya didiamkan begitu saja.
“Contohnya lapangan kembar Boroko itu dikomersilkan, gedung wanita, dan ada beberapa lagi aset yang mungkin orang mengira tidak ada manfaatnya, tapi itu sesungguhnya itu menjadi sumber PAD,” papar Ariaty.
Pada dasarnya Aleg Dapil Gentuma Raya – Atinggola itu menyampaikan, Pemkab Bolmut telah mengatur dengan baik sistem dalam meraup PAD, sehingga ada kemudahan.
“Intinya sudah di drive dari atas, misalnya dari Bagian umum mengusulkan ke Bupati untuk melakukan pemanfaatan lapangan dari instansi lain, atau unit-unit lain, dari provinsi mau bikin pelatihan silahkan menggunakan gedung wanita,” jelasnya.