Publishare.id- Ketersediaan stok jagung yang melimpah di Gudang penyimpanan milik perusahaan PT. Santosa Utama Lestari (SUL) di Kecamatan Anggrek diduga menjadi penyebab utama terjadinya kemacetan hingga penumpukkan hasil panen jagung milik masyarakat.
Menyikapi persoalan yang terjadi, pihak perusahaan PT. SUL dan pihak Komisi 2 DPRD Gorontalo Utara (Gorut) telah melakukan pertemuan dan menyepakati beberapa point penting untuk menindaklanjuti persoalan yang terjadi di lapangan.
Head Of Unit PT. SUL Nur Aslam Zainuddin saat diwawancarai usai pertemuan dengan Komisi 2 DPRD Gorut mengatakan, kemacetan kendaraan pengangkut jagung yang terjadi di sekitar areal gudang milik pihak perusahaan terjadi dikarenakan penuhnya stok jagung di dalam gudang.
“Di dalam gudang kami itu kondisinya saat ini sudah penuh, makanya dari tanggal 8 Mei kemarin kami buat pengumuman belum membuka pembelian, karena kalau kita terima juga nanti jagung yang masuk kita tidak punya tempat lagi untuk menampung, sementara untuk aktifitas penjualan juga belum ada,” kata Nur Aslam Zainuddin, Rabu (15/5/2024).
Ia juga menjelaskan, menindaklanjuti aduan dari masyarakat serta permintaan dari pihak DPRD, pihak perusahaan memastikan aktifitas pembelian jagung akan kembali dibuka pada besok nanti dengan pembatasan jumlah penerimaan.
“Insyaallah besok pak aktifitas pembelian jagung kita akan buka lagi untuk membantu para petani dan juga tidak mengganggu hak para pengguna jalan,” ungkapnya.
Untuk keterbukaan informasi harga jagung kata Nur Aslam, pihaknya sampai dengan saat ini terus berupaya memberikan informasi yang up to date kepada seluruh supplier.
“Kita selalu up to date soal harga jagung pak, dan kita mendorong supplier juga bisa meneruskan informasi dari perusahaan kepada para petani. Kalau untuk sekarang ini harga jagung kering dengan kadar air 15% ada di kisaran harga Rp.4.200,” terangnya.(*)