Penyeludupan Pupuk Bersubsidi di Tolinggula Diduga Settingan

Wakil Ketua DPRD Gorut Hamzah Sidik

Publishare.id- Dugaan penyeludupan pupuk bersubsidi di kawasan perbatasan Tolinggula yang terjadi beberapa waktu lalu, diduga hanyalah sebuah settingan yang sengaja dibuat.

Hal tersebut sebagaimana dikatakan Wakil Ketua DPRD Gorut, Hamzah Sidik usai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara pihak Distributor Pupuk, Dinas Pertanian bersama para petani asal Kecamatan Tolinggula yang digelar di ruang sidang DPRD Gorut, Rabu (1/3/2023).

“Kalau soal dugaan penyeludupan pupuk di Tolinggula itu bagi saya pribadi bukan penyeludupan namanya. Bagi saya itu cuman hal yang biasa, itu mungkin ya, masalah keperdataan saja, bukan masalah pidana itu malah. Artinya begini, penyeludupan itu menyangkut Kepabeanan, dimana ada barang ekspor impor yang tidak ada ijinya, yang terjadi di tolinggula itu kan tidak begitu. Yang terjadi di sana itu hanya pengambilan pembelian pupuk yang kemudian pupuknya dijual atau pergunakan di daerah lain, tapi toko yang dimaksud pengecer itu di anggap terlibat. Saya bilang tadi di forum, Kalau memang toko itu di anggap terlibat, dibuktikan dulu lewat pengadilan,” kata Hamzah Sidik.

Sebagaimana informasi yang berkembang sebagaimana yang disampaikan oleh pihak Dinas Pertanian sesuai dengan hasil temuan mereka di lapangan, bahwa yang melakukan itu murni merupakan Ketua kelompok tani .

“Yang melakukan itu murni ketua kelompok tani, dia mengambil jatah pupuk anggotanya yang 8 orang, dan anggota kelompok itu tau kalau ketua kelompok tani ini meminta jatah pupuk mereka, dan bagi saya itu hal yang biasa, hanya soal perdataan saja, yang pakai pupuk itu tetap orang gorut, cuman mereka punya lahan garapan juga di Sulawesi Tengah,” ungkap Hamzah.

“Saya juga menduga sepertinya persoalan pupuk subsidi di Tolinggula itu hanya setingan. Pasalnya ada informasi masuk ke Ketua DPRD bahwa pupuk yang di jual itu jatahnya masyarakat yang hadir pada pertemuan ini, namun begitu saya kejar ternyata ada dua orang yang hadir tadi ternyata tidak masuk dalam RDKK,” sambung Hamzah.

Selain menduga persoalan pupuk hanya sebuah setingan, ia juga mencium adanya persaingan bisnis pupuk yang dengan sengaja menggunakan tangan-tangan kekuasaan.

“Saya curiga ada aroma persaingan bisnis yang sengaja menggunakan tangan-tangan kekuasaan. Makanya di atas tadi saya sempat bereaksi, ada informasi masuk ke Ketua DPRD, katanya stok pupuk di Distributor itu sudah kosong karena sering diseludupkan ke wilayah tetangga, setelah saya tanya ke pihak perusahaan pupuk ternyata stok mereka masih ada ribuan di gudang,dan stok mereka masih banyak, masih ada stok sekitar 9500 ton untuk pupuk Urea, dan 9200 ton pupuk Phonska” tutur Hamzah.

“Yang kedua saya menduga informasi yang mereka sampaikan ini laporan palsu, saya menduga ini ada orang yang mau mencoba memainkan isu agar supaya barangkali si pengecer pupuk bisa diganti dan diberikan sanksi,” pungkas Hamzah. (Adv/Ps02)

Komentar